Selasa, 20 Maret 2012

BAB 2 MANUSIA DAN CINTA KASIH

UNSUR-UNSUR CINTA

ANGGARA PUDDYA PRADIPTA/50411879/1IA07

ARTIKEL :


Minta Cium, Cinta atau Nafsu


Psikologi Zone – Siapa diantara Anda yang saat ini sedang menjalin cinta atau setidaknya pernah menjalin hubungan cinta? Sebagian besar orang pernah memadu kasih dalam ikatan cinta. Siapa yang tidak bahagia berpegangan tangan, saling merangkul, berciuman dan melakukan bentuk kemesraan lain dengan pasangan.
Sebuah masalah akan muncul ketika mereka masih dalam proses pacaran. Salah satu pasangan dianggap agresif dan sering meminta untuk dipeluk, bahkan dicium. Beberapa orang menganggap hal itu adalah tidak benar dan cenderung memanfaatkan situasi.
Namun, di sisi lain, tuntutan untuk dicium dan dipeluk dianggap sebagai bentuk rasa cinta pada pasangan. Tuntutan yang tidak terpenuhi, dianggap tidak ada cinta di sana. Dalam sebuah perumpamaan, cinta tanpa ciuman seperti sayur tanpa garam.
Pertanyaanya, apakah anggapan masyarakat terutama di kalangan remaja ini benar? Dilihat dari kacamata psikologi, Sternberg mengungkapkan dalam penelitiannya, bahwa cinta memiliki tiga unsur, yaitu gairah (passion), kedekatan (intimacy), dan komitmen (commitment). Walaupun tidak semua orang memenuhinya, cinta yang sempurna adalah cinta yang memiliki syarat adanya ketiga unsur tersebut. Jadi, masing-masing unsur tidak boleh hilang dalam hubungan cinta yang sempurna.
Ciuman di kening, pipi dan bibir merupakan bentuk perilaku dari gairah dalam sebuah cinta. Bila orang menganggap bahwa nafsu atau gairah adalah sama dengan cinta, maka itu tidak sepenuhnya benar. Nafsu atau gairah merupakan bagian dalam tiga unsur cinta yang sempurna.
Kemudian, bagaimana anggapan bahwa cinta tanpa pelukan dan ciuman seperti sayur tanpa garam? Inilah yang disebut dengan Companionate love oleh Sternberg, yaitu di mana gairah sudah tidak nampak lagi, tetapi kedekatan yang mendalam dan komitmen masih tetap ada. Tipe cinta ini merupakan cinta tanpa adanya gairah. Biasanya terjadi pada mereka yang memiliki hidup yang sibuk dan seiring waktu gairah pada pasangan mulai memudar, namun masih ada komitmen untuk hidup bersama.
Perbedaan status ‘pernikahan’ dan ‘berpacaran’ membuat unsur gairah dalam cinta memiliki nilai yang berbeda. Dalam sebuah pernikahan, gairah merupakan unsur yang harus ada dan terpenuhi oleh masing-masing pasangan. Berbeda ketika masih pacaran, sebagian pasangan menganggap gairah dalam ikatan cinta merupakan pemaksaan dan cenderung memanfaatkan situasi.
Keputusan ada di tangan Anda, masih menganggap ciuman adalah hal yang negatif ketika pacaran, atau itu adalah bagian dari cinta.

http://www.psikologizone.com/minta-cium-cinta-atau-nafsu/065114106

TEORI DAN PENDAPAT :


UNSUR-UNSUR CINTA
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut. (Wikipedia)
Cinta sama sekali bukan nafsu, pernyataan tersebut sangat penting khususnya bagi remaja yang tingkat nafsu seksualnya sedang bergejolak. Perbedaan antara cinta dan nafsu adalah :
  • ·        Cinta bersifat manusiawi, hanya pada manusialah Cinta timbul dan berkembang, sedangkan pada binatang terbats pada naluri untuk melindungi.

  • ·        Cinta bersifat rokhaniah, sedangkan cinta sifatnya jasmaniah. Rasa cinta dapat memberikan semangat dalam hidup bagi orang yang mencintai dan bagi yang menerimanya, dirasakan sebagai kebahagiaan. Sedangkan nafsu cenderung memuaskan dorongan seks semata.

  • ·         Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu senantiasa menuntut.
Ada banyak teori tentang unsur-unsur cinta, diantaranya ada dua ahli yang menjabarkan unsur-unsur tentang cinta :
Pertama, dalam bukunya Seni Mencintai, Erich Fromm (1983:24-27) menyebutkan bahwa cinta itu terutama memberi bukan menerima. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu:


  • Pengasuhan, contohnya adalah cinta seorang ibu kepada anaknya
  • Tanggung Jawab, adalah tindakan yang benar-benar berdasar atas suka rela, oleh karena itu tanggung jawab merupakan penyelenggaraan atas kebutuhan fisik
  •  Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, terutama agar mau membuka dirinya, memperhatikan sebagaimana adanya.
  •  Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.

Kedua, pengertian tentang cinta juga diungkapkan oleh Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta, bukan cinta segitiga. Dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur yaitu keterikatan, keintiman, kemesraan. 




  • Keterikatan yaitu adanya perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia
  • Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal digantikan dengan sekedar memanggil nama, atau sebutan lain seperti lain seperti sayang, makan/minum dari satu piring/cangkir, tidak saling menyimpan rahasia, dst. 
  • Kemesraan yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kengen apabila jauh atau lama tidak bertemu, ucapan-ucapan yang mengatakan sayang, saling mencium, merangkul, dsb.

Cinta merupakan perasaan yang datang dari hati seseorang, setiap manusia pasti memiliki cinta terhadap orang lain yang ia rasakan berkesan di hatinya. Cinta memiliki banyak unsur-unsur  yang didalamnya merepresentasikan bagaimana seharusnya cinta itu dijalankan.

0 komentar:

Posting Komentar