ANGGARA PUDDYA PRADIPTA/50411879/1IA07
ARTIKEL :
Minta Cium, Cinta atau Nafsu
Psikologi Zone – Siapa diantara Anda yang saat ini sedang
menjalin cinta atau setidaknya pernah menjalin hubungan cinta? Sebagian besar
orang pernah memadu kasih dalam ikatan cinta. Siapa yang tidak bahagia
berpegangan tangan, saling merangkul, berciuman dan melakukan bentuk kemesraan
lain dengan pasangan.
Sebuah masalah akan muncul ketika mereka masih dalam proses
pacaran. Salah satu pasangan dianggap agresif dan sering meminta untuk dipeluk,
bahkan dicium. Beberapa orang menganggap hal itu adalah tidak benar dan
cenderung memanfaatkan situasi.
Namun, di sisi lain, tuntutan untuk dicium dan dipeluk
dianggap sebagai bentuk rasa cinta pada pasangan. Tuntutan yang tidak
terpenuhi, dianggap tidak ada cinta di sana. Dalam sebuah perumpamaan, cinta
tanpa ciuman seperti sayur tanpa garam.
Pertanyaanya, apakah anggapan masyarakat terutama di kalangan
remaja ini benar? Dilihat dari kacamata psikologi, Sternberg mengungkapkan
dalam penelitiannya, bahwa cinta memiliki tiga unsur, yaitu gairah (passion),
kedekatan (intimacy), dan komitmen (commitment). Walaupun tidak semua orang
memenuhinya, cinta yang sempurna adalah cinta yang memiliki syarat adanya
ketiga unsur tersebut. Jadi, masing-masing unsur tidak boleh hilang dalam
hubungan cinta yang sempurna.
Ciuman di kening, pipi dan bibir merupakan bentuk perilaku
dari gairah dalam sebuah cinta. Bila orang menganggap bahwa nafsu atau gairah
adalah sama dengan cinta, maka itu tidak sepenuhnya benar. Nafsu atau gairah
merupakan bagian dalam tiga unsur cinta yang sempurna.
Kemudian, bagaimana anggapan bahwa cinta tanpa pelukan dan
ciuman seperti sayur tanpa garam? Inilah yang disebut dengan Companionate love
oleh Sternberg, yaitu di mana gairah sudah tidak nampak lagi, tetapi kedekatan
yang mendalam dan komitmen masih tetap ada. Tipe cinta ini merupakan cinta
tanpa adanya gairah. Biasanya terjadi pada mereka yang memiliki hidup yang
sibuk dan seiring waktu gairah pada pasangan mulai memudar, namun masih ada
komitmen untuk hidup bersama.
Perbedaan status ‘pernikahan’ dan ‘berpacaran’ membuat unsur
gairah dalam cinta memiliki nilai yang berbeda. Dalam sebuah pernikahan, gairah
merupakan unsur yang harus ada dan terpenuhi oleh masing-masing pasangan.
Berbeda ketika masih pacaran, sebagian pasangan menganggap gairah dalam ikatan
cinta merupakan pemaksaan dan cenderung memanfaatkan situasi.
Keputusan ada di tangan Anda, masih menganggap ciuman adalah
hal yang negatif ketika pacaran, atau itu adalah bagian dari cinta.
http://www.psikologizone.com/minta-cium-cinta-atau-nafsu/065114106
TEORI DAN PENDAPAT :
UNSUR-UNSUR CINTA
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan
ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang
mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat
lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia
terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan
kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan
apapun yang diinginkan objek tersebut. (Wikipedia)
Cinta sama sekali bukan nafsu, pernyataan tersebut sangat
penting khususnya bagi remaja yang tingkat nafsu seksualnya sedang bergejolak.
Perbedaan antara cinta dan nafsu adalah :
- · Cinta bersifat manusiawi, hanya pada manusialah Cinta timbul dan berkembang, sedangkan pada binatang terbats pada naluri untuk melindungi.
- · Cinta bersifat rokhaniah, sedangkan cinta sifatnya jasmaniah. Rasa cinta dapat memberikan semangat dalam hidup bagi orang yang mencintai dan bagi yang menerimanya, dirasakan sebagai kebahagiaan. Sedangkan nafsu cenderung memuaskan dorongan seks semata.
- · Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu senantiasa menuntut.
Ada banyak teori tentang unsur-unsur cinta, diantaranya ada
dua ahli yang menjabarkan unsur-unsur tentang cinta :
Pertama, dalam bukunya Seni Mencintai, Erich Fromm
(1983:24-27) menyebutkan bahwa cinta itu terutama memberi bukan menerima. Cinta
selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu:
- Pengasuhan, contohnya adalah cinta seorang ibu kepada anaknya
- Tanggung Jawab, adalah tindakan yang benar-benar berdasar atas suka rela, oleh karena itu tanggung jawab merupakan penyelenggaraan atas kebutuhan fisik
- Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, terutama agar mau membuka dirinya, memperhatikan sebagaimana adanya.
- Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
Kedua, pengertian tentang cinta juga diungkapkan oleh Dr.
Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta, bukan cinta
segitiga. Dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur yaitu keterikatan,
keintiman, kemesraan.
- Keterikatan yaitu adanya perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia
- Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal digantikan dengan sekedar memanggil nama, atau sebutan lain seperti lain seperti sayang, makan/minum dari satu piring/cangkir, tidak saling menyimpan rahasia, dst.
- Kemesraan yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kengen apabila jauh atau lama tidak bertemu, ucapan-ucapan yang mengatakan sayang, saling mencium, merangkul, dsb.
Cinta merupakan perasaan yang datang dari hati seseorang,
setiap manusia pasti memiliki cinta terhadap orang lain yang ia rasakan
berkesan di hatinya. Cinta memiliki banyak unsur-unsur yang didalamnya merepresentasikan bagaimana
seharusnya cinta itu dijalankan.
0 komentar:
Posting Komentar