Selasa, 27 Maret 2012

BAB 3 MANUSIA DAN PENDERITAAN

ANGGARA PUDDYA PRADIPTA / 50411879 / 1IA07


PENDERITAAN
ARTIKEL :

Kampanye dibawah penderitaan rakyat 
Istri Bupati Bekasi Bagi-bagi Duit pada Korban Puting Beliung



Istri Bupati Bekasi bagi-bagi duit pada korban puting beliung di Desa Sukarahayu, Kecamatan Tambelang, Kabutapen Bekasi, Senin(27/2) pagi. Istri orang nomor satu di kabupaten Bekasi ini datang bersama rombongan petugas kesehatan.
Ny Cucu, istri Bupati Saduddin, datang dalam rangka kunjungan kerja. Rombongan mengunjungi rumah-rumah warga yang tertimpa musiabah puting beliung. Di sana rombongan dipandu kepala desa Sukarahayu, Narso.




Meski ada larangan dari KPUD bagi calon kandidat pilbup untuk memberikan uang, namun tak menyurutkan bagi istri Saduddin ini. Istri yang suaminya mencalonkan diri kembali menjadi bupati ini membagikan uang Rp 100 ribu utuk orangtua . Sedangkan untuk anak-anak diberi Rp 10 ribu.

Selain itu kader pasangan calon ini memberikan tanda gambar pasangan calon nomor 2 ini pada anak-anak untuk ditempelkan di rumah masing-masing. Pasangan calon nomor 2 tak lain Saduddin berpasangan dengan Jamallulail.

“Kami datang ke mari untuk bersilaturahmi dengan warga, selain prihatin dengan kondisi warga setempat yang hidup dibawah garis kemiskinan. Saya datang ikhlas,” ungkap Ny Cucu sambil menangis tanpa mau menjelaskan pemberian uang pada warga dan anak-anak serta kadernya memberikan tanda gambar Saduddin dan pasangannya Jamalullail pada kaum ibu dan anak-anak saat ditanya wartawan.




Diberitakan sebelumnya, dua kampung di dua desa di kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi tertimpa bencana puting beliung. Ratusan rumah mereka tertimpa pohon maupun atap gentingnya beterbangan.

Sampai-sampai Sutisna, sang Camat Tambelang terjun langsung melakukan pendataan pada Minggu(26/2) malam, terhadap rumah warga yang rusak.




http://forum.kompas.com/nasional/69264-kampanye-dibawah-penderitaan-rakyat.html

TEORI DAN PENDAPAT :


Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku- liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? penderitaan fisik yagn dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis, penyembuhannya terletak paa kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikik yang dihadapinya.
.
Sumber-sumber Penderitaan
Penderitaan-penderitaan yang di alami dalam kehidupan manusia mempunyai beberapa penyebab,seperti penderitaan yang terjadi dalam kehidupan manusia bisa di sebabkan oleh perbuatan buruk yang di lakukan oleh manusia. Perbuatan tersebut bisa menimbulkan derita bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Derita yang di timbulkan merupakan nasib yang harus di terima. Nasib tersebut hanya bisa kita sendiri yang menentukan. Penderitaan bisa berakhir jika kita menghadapinya dengan ikhlas dan optimis. Perbuatan buruk yang di lakukan oleh manusia dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar seperti :

      ·         Terhadap Orang Lain
Perbuatan buruk manusia bisa menimbulkan derita bagi orang lain, hal ini sangat membuat phyisik dan phisikologi orang yang menderita bisa terganggu. Banyak contoh realita yang bisa kita lihat, salah satunya adalah perbuatan buruk majikan yang memperkosa, menyekap, dan menyiksa pembantu rumah tangga. Hal ini sangat membuat derita bagi pembantu tersebut dan memang sewajarnya jika majikan yang tak bermoral tersebut di berikan ganjaran yang setimpal. Jadi, perbuatan buruk yang di seseorang bisa menimbulkan derita bagi orang lain.

·         Tehadap Alam Lingkungan
Perbuatan buruk manusia terhadap alam lingkungan juga menjadi penyebab penderitaan bagi manusia lainnya, tetapi sayang manusia tidak mau menyadari perbuatannya itu. mungkin kesadaran itu bisa timbul setelah terjadi musibah yang mengakibatkan penderitaan bagi manusia. Beberapa contoh konkrit perbuatan tersebut adalah membabat hutan lindung yang mengakibatkan tanah longsor, membuang sampah sembarangan yang menyebabkan banjir, dan membuang limbah sembarangan yang mengakibatkan pencemaran air serta berbagai penyakit. Seharusnya kita harus lebih menyadari akibat yang akan di timbulkan karena perbuatan buruk kita.

Upara menghindari Penderitaan
Penderitaan yang sudah menjadi takdir atau pun nasib kita sebenarnya bisa kita hindari karena yang membuat hidup kita menderita adalah perbuatan yang kita lakukan. Penderitaan bisa kita atasi dengan cara :

·         Memulai sesuatu hal dengan hal yang baik, dengan cara ini penderitaan bisa kita hindari karena dengan berbuat baik nasib kita bisa berubah sesuai dengan perbuatan yang telah kita lakukan.
·         Lebih mendekatkan diri pada Tuhan, dengan cara ini apa yang kita perbuat akan sesuai dengan jalan dan seturut dengan perintahNya. Penderitaan kita bisa berkurang jika selalu mendekatkan diri pada yang kuasa.
·         Jalani hidup dengan optimis, dengan cara ini penderitaan dalam hidup kita akan segera berlalu karena adanya suatu motivasi dalam diri untuk mengakhiri segala penderitaan yang telah terjadi dalam hidup ini.

Selasa, 20 Maret 2012

BAB 2 MANUSIA DAN CINTA KASIH

UNSUR-UNSUR CINTA

ANGGARA PUDDYA PRADIPTA/50411879/1IA07

ARTIKEL :


Minta Cium, Cinta atau Nafsu


Psikologi Zone – Siapa diantara Anda yang saat ini sedang menjalin cinta atau setidaknya pernah menjalin hubungan cinta? Sebagian besar orang pernah memadu kasih dalam ikatan cinta. Siapa yang tidak bahagia berpegangan tangan, saling merangkul, berciuman dan melakukan bentuk kemesraan lain dengan pasangan.
Sebuah masalah akan muncul ketika mereka masih dalam proses pacaran. Salah satu pasangan dianggap agresif dan sering meminta untuk dipeluk, bahkan dicium. Beberapa orang menganggap hal itu adalah tidak benar dan cenderung memanfaatkan situasi.
Namun, di sisi lain, tuntutan untuk dicium dan dipeluk dianggap sebagai bentuk rasa cinta pada pasangan. Tuntutan yang tidak terpenuhi, dianggap tidak ada cinta di sana. Dalam sebuah perumpamaan, cinta tanpa ciuman seperti sayur tanpa garam.
Pertanyaanya, apakah anggapan masyarakat terutama di kalangan remaja ini benar? Dilihat dari kacamata psikologi, Sternberg mengungkapkan dalam penelitiannya, bahwa cinta memiliki tiga unsur, yaitu gairah (passion), kedekatan (intimacy), dan komitmen (commitment). Walaupun tidak semua orang memenuhinya, cinta yang sempurna adalah cinta yang memiliki syarat adanya ketiga unsur tersebut. Jadi, masing-masing unsur tidak boleh hilang dalam hubungan cinta yang sempurna.
Ciuman di kening, pipi dan bibir merupakan bentuk perilaku dari gairah dalam sebuah cinta. Bila orang menganggap bahwa nafsu atau gairah adalah sama dengan cinta, maka itu tidak sepenuhnya benar. Nafsu atau gairah merupakan bagian dalam tiga unsur cinta yang sempurna.
Kemudian, bagaimana anggapan bahwa cinta tanpa pelukan dan ciuman seperti sayur tanpa garam? Inilah yang disebut dengan Companionate love oleh Sternberg, yaitu di mana gairah sudah tidak nampak lagi, tetapi kedekatan yang mendalam dan komitmen masih tetap ada. Tipe cinta ini merupakan cinta tanpa adanya gairah. Biasanya terjadi pada mereka yang memiliki hidup yang sibuk dan seiring waktu gairah pada pasangan mulai memudar, namun masih ada komitmen untuk hidup bersama.
Perbedaan status ‘pernikahan’ dan ‘berpacaran’ membuat unsur gairah dalam cinta memiliki nilai yang berbeda. Dalam sebuah pernikahan, gairah merupakan unsur yang harus ada dan terpenuhi oleh masing-masing pasangan. Berbeda ketika masih pacaran, sebagian pasangan menganggap gairah dalam ikatan cinta merupakan pemaksaan dan cenderung memanfaatkan situasi.
Keputusan ada di tangan Anda, masih menganggap ciuman adalah hal yang negatif ketika pacaran, atau itu adalah bagian dari cinta.

http://www.psikologizone.com/minta-cium-cinta-atau-nafsu/065114106

TEORI DAN PENDAPAT :


UNSUR-UNSUR CINTA
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut. (Wikipedia)
Cinta sama sekali bukan nafsu, pernyataan tersebut sangat penting khususnya bagi remaja yang tingkat nafsu seksualnya sedang bergejolak. Perbedaan antara cinta dan nafsu adalah :
  • ·        Cinta bersifat manusiawi, hanya pada manusialah Cinta timbul dan berkembang, sedangkan pada binatang terbats pada naluri untuk melindungi.

  • ·        Cinta bersifat rokhaniah, sedangkan cinta sifatnya jasmaniah. Rasa cinta dapat memberikan semangat dalam hidup bagi orang yang mencintai dan bagi yang menerimanya, dirasakan sebagai kebahagiaan. Sedangkan nafsu cenderung memuaskan dorongan seks semata.

  • ·         Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu senantiasa menuntut.
Ada banyak teori tentang unsur-unsur cinta, diantaranya ada dua ahli yang menjabarkan unsur-unsur tentang cinta :
Pertama, dalam bukunya Seni Mencintai, Erich Fromm (1983:24-27) menyebutkan bahwa cinta itu terutama memberi bukan menerima. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu:


  • Pengasuhan, contohnya adalah cinta seorang ibu kepada anaknya
  • Tanggung Jawab, adalah tindakan yang benar-benar berdasar atas suka rela, oleh karena itu tanggung jawab merupakan penyelenggaraan atas kebutuhan fisik
  •  Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, terutama agar mau membuka dirinya, memperhatikan sebagaimana adanya.
  •  Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.

Kedua, pengertian tentang cinta juga diungkapkan oleh Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta, bukan cinta segitiga. Dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur yaitu keterikatan, keintiman, kemesraan. 




  • Keterikatan yaitu adanya perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia
  • Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal digantikan dengan sekedar memanggil nama, atau sebutan lain seperti lain seperti sayang, makan/minum dari satu piring/cangkir, tidak saling menyimpan rahasia, dst. 
  • Kemesraan yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kengen apabila jauh atau lama tidak bertemu, ucapan-ucapan yang mengatakan sayang, saling mencium, merangkul, dsb.

Cinta merupakan perasaan yang datang dari hati seseorang, setiap manusia pasti memiliki cinta terhadap orang lain yang ia rasakan berkesan di hatinya. Cinta memiliki banyak unsur-unsur  yang didalamnya merepresentasikan bagaimana seharusnya cinta itu dijalankan.

Selasa, 13 Maret 2012

BAB 1 MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR


ANGGARA PUDDYA PRADIPTA/ 50411879/ 1IA07


ARTIKEL :


Masihkah Bangsa Kita, Bangsa Timur?




Dewasa ini, tidak bisa dipungkiri bahwa nilai-nilai ketimuran yang seyogyanya menjadi ciri khas masyarakat Indonesia kini semakin luntur. Budaya malu, ramah, sungkan, toleran dan tidak mudah marah kini semakin jarang kita temukan ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Terbukti, kini perilaku-perilaku yang tak mencerminkan budaya ketimuran justru sering terjadi. Misalnya, perilaku korupsi semakin marak terjadi baik ditingkat pusat maupun daerah. Tawuran antar warga seolah hal biasa, bahkan aksi anarkis yang tak jarang berakhir tragis dilakukan seolah tanpa rasa bersalah dan berdosa.


Masyarakat seolah amnesia akan budaya ketimuran yang dulu menjadi ciri khas masyarakat Indonesia dan dikagumi oleh masyarakat dunia. Masyarakat seolah hilang ingatan jika negeri ini dibangun atas dasar nilai-nilai dan adat ketimuran. Kini masyarakat justru lebih terlihat beringas, mudah tersulut amarah, jauh dari semangat toleransi dan bahkan bersatu untuk menganiaya sesama saudara seperti yang terjadi di Cikeusik, Banten.


Melihat problematika sosial-budaya diatas, ada satu pertanyaan besar yang muncul kepermukaan. Masihkan kita sebagai sebuah bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai, adat dan budaya ketimuran. Masihkan kita menjadi sahabat dan saudara antar sesama masyarakat Indonesia. Jawabannya, ya. Kita masih sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai, adat dan budaya ketimuran.


Ini bisa kita lihat dari semangat kebersamaan masyarakat Indonesia ketika membantu para korban bencana seperti banjir bandang di Wasior, tsunami di Mentawai dan terakhir erupsi Merapi di Yogyakarta.


Laksana satu tubuh, ketika anggota badan yang satu sakit maka anggota tubuh yang lain ikut merasakannya. Masyarakat Indonesia pun bersatu, membantu secara bersama tanpa melihat perbedaan. Secara kolektif maupun perorangan semua ikut membantu meringankan derita yang tengah dihadapi saudaranya. Banyak diantara mereka membantu baik secara materi seperti bantuan makanan, minuman, obat-obatan, maupun berupa bantuan tenaga seperti relawan. Bantuan tersebut sejatinya adalah buah nyata dari upaya merasakan “sakitnya” saudara.


Tanpa kenal pamrih mereka membantu para korban bencana. Tanpa mengenal agama, suku dan aliran mereka ikhlas sepenuh hati ikut membantu para pengungsi. Peluh keringat atas nama solidaritas mereka tunjukkan demi kemanusiaan dan persaudaraan. Semua bergerak, bekerja dan berusaha membantu sekuat tenaga.


Bahkan di Yogyakarta ketika musibah erupsi merapi terjadi, ada sebuah gerakan solidaritas bernama “gerakan 1000 nasi bungkus”. Tanpa merasa terbebani, masyarakat Yogyakarta serentak memberikan nasi bungkus untuk para pengungsi Merapi. Bahkan saking banyaknya yang turut serta, tidak sedikit dari nasi bungkus tersebut justru mubazir. Semua orang seakan menjelma menjadi satu. Bersatu untuk bekerjasama dan berotong royong dalam memberikan bantuan.


Dari gerakan solidaritas tersebut seharusnya kita bisa belajar banyak tentang arti hidup sebagai bangsa “Timur”. Yakni sebuah bangsa yang menjunjung tinggi kebersamaan dalam rangka menjadi masyarakat yang baik, bersatu dalam hal positif dan jauh dari konflik. Dengan hidup harmoni sebagai bangsa “Timur” masyarakat yang berbeda agama, suku atau pun aliran berubah menjadi satu yakni sebagai saudara. Saudara sesama warga masyarakat Indonesia. Bukan justru sebaliknya.


http://sosbud.kompasiana.com/2011/04/01/masihkah-bangsa-kita-bangsa-timur/


TEORI :




Di Bab pertama mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tentang Manusia Kebudayaan saya memilih untuk membahas tentang Kepribadian Bangsa Timur yang menurut saya sangat menarik dan sesuai dengan realita kehidupan sehari-hari. Bangsa Timur lebih condong dikatakan adalah orang Asia, bangsa Timur memiliki kepribadian yang khas dan beda dari bangsa Barat, berikut ini diantaranya kepribadian yang menjadi kebanggaan bangsa Timur :

Hospitality

Sifat ramah dan hangat menjadi ciri khas budaya timur yang paling menonjol, Bangsa Asia dikenal pintar bersosialisasi karena sifatnya yang sangat peduli dan murah senyum, bahkan dengan orang lain sekalipun. Itu sebabnya industri pariwisata Asia terkesan full service dan lebih popular dibandingkan bangsa lain. Sehingga membuat turis menjadi merasa lebih diterima saat datang ke negara-negara Asia. “Orang Asia lebih peduli akan keadaan sekitarnya, dibandingkan orang Amerika dan Eropa yang hidupnya lebih individualis.” Menurut penelitian Universitas Michigan. Hal ini juga dibuktikan dalam sebuah kelas fotografi. Orang Asia lebih mementingkan background dibandingkan orang Amerika yang lebih memfokuskan pada objek fotonya. Karena sifat ramahnya itu membuat orang Asia menjadi kurang bisa berbicara. Orang Asia terdengar terbelit-belit dalam berbicara karena kebanyakan basa-basi, dibandingkan orang barat yang langsung ke intinya.



Hardworking

Karena rajin, orang-orang Asia terkenal sebagai pekerja keras. Mempunyai motto “Work to live, not live to work.” Inilah alasannya mengapa bangsa barat senang menjalin kerjasama dengan orang Asia. Mereka salut dengan etos kerja kita yang gigih dan pantang menyerah. Keberhasilan ekonomi China yang bisa menjadi ancaman untuk Negara maju lainnya. Mungkin karena semangat kerja ini yang membuat banyak orang Asia menempati posisi penting di dunia. Salah satu contohnya adalah Ibu Sri Mulyani yang pernah menjadi menteri keuangan Indonesia yang sekarang jadi Managing Director di World Bank.




Religius & Well-cultured

Asia juga terkenal karena keragaman ras dan kebudayaan. Tidak hanya menang kuantitas, hal utama yang menjadi pedoman hidup orang Asia adalah tradisi dan agama. Karena keterikatan dengan adat dan budaya menjadikan pembatas individu-individu Asia untuk mencapai potensi maksimalnya.



Respect for Elders

Orang Asia sangat menjunjung tinggi rasa hormat terhadap siapa pun, terutama dengan dengan orang yang lebih tua. Tidak hanya dari omongan maupun gaya bahasa, segala tindak-tanduk kelakuan kita sama orang lain pun harus sesuai norma kesopanan.


Diligent

Karena rajin dan disiplin, pelajar-pelajar Asia terkenal pintar untuk urusan akademik. Walaupun pendidikan Asia terkesan membosankan karena focus kepada teori. Namun hal tersebut tidak membuat pelajarnya mempunyai kendala untuk datang setiap hari maupun membuat pekerjaan rumah di rumah. Namun sayang, karena kurangnya praktek membuat pelajar Asia stereotype “hanya” jago teori.



Attached to Norms

Sebagai bangsa timur, kita dikenal amat menjunjung tinggi norma-norma. Kebanyakan orang Asia menganut budaya malu. Hal ini membuat orang Asia menjadi sungkan dalam segala hal. Mulai dari omongan, sikap dan tindakan sehari-hari, harus melewati pemikiran panjang. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk menghindari penilaian negatif masyarakat
.



Strong family Ties

Keluarga merupakan hal yang paling penting dalam hidup orang-orang Asia. Tidak hanya dengan keluarga inti saja melainkan dengan keluarga jauh pun yang jarang bertemu ikatannya bisa sangat kuat. Keluarga menjadi faktor utama dalam hal mempertimbangkan banyak hal seperti urusan jodoh dan karir.


PENDAPAT :



Bangsa timur menurut saya sangat berbanding terbalik dengan bangsa barat mulai dari kepribadian, kebudayaan serta adat istiadat secara fisik pun sangat dapat dilihat perbedaannya. Kita sebagai bangsa timur semestinya harus berbangga dengan pandangan orang Barat akan kepribadian dan kebudayaan yang kita miliki, sering orang Barat yg berkunjung ke Indonesia saat ditanya mengatakan orang Indonesia sangat ramah. Alangkah baik pula bila kita dapat menjaga serta melestarikan kepribadian tersebut dengan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari terhadap semua orang, namun tidak bisa kita pungkiri juga kepribadian orang timur lama-kelamaan semakin berubah menjadi kurang baik terutama mengenai norma-norma dan rasa hormat kepada orang yang lebih tua. Kita sering menyaksikan di televisi setiap hari banyak berita tentang pembunuhan, pemerkosaan,kerusuhan yang sangat menentang norma-norma yang ada di masyarakat dalam bertutur kata pun orang timur yang terkenal lembut mulai sedikit berubah dengan munculnya banyak “bahasa gaul” yang tidak ada di kamus bahasa Indonesia, namun saya percaya di bangsa timur khususnya Indonesia masih sangat banyak orang baik yang sangat sopan menjaga norma-norma serta bertutur kata dengan baik . 

Satu lagi yang kita tidak bisa hindarkan adalah masuknya pengaruh bangsa barat ke bangsa timur yang juga mempengaruhi kepribadian seseorang terutama dalam hal gaya hidup, mereka adalah orang yang sangat kagum karna mereka menilai gaya hidup orang barat simpel dan tidak banyak aturan seperti di budaya timur, bagi kita sebaiknya bisa lebih menyaring lagi pengaruh yang masuk tersebut agar yang baik saja yang dapat kita ambil. Sebagai bangsa timur khususnya Indonesia kita harus lebih mengutamakan membangun jiwa masing masing agar menjadi kuat dan selalu menjunjung kepribadian dan kebudayaan bangsa kita yang sangat kita banggakan.

BANGUNLAH JIWANYA, BANGUNLAH BADANNYA, UNTUK INDONESIA RAYA!